ASAL MULA RUBIK CUBE DAN PERKEMBANGANNYA
Kubus Rubik adalah sebuah permainan teka-teki mekanik yang ditemukan pada tahun 1974 oleh pemahat dan profesor arsitektur Hongaria,
Ern? Rubik. Kubus ini terbuat dari plastik dan terdiri atas 26 bagian kecil yang berputar pada poros yang terlihat dan dipasarkan di kawasan Eropa pada Mei 1980. Rubik tercatat sebagai mainan yang paling banyak terjual di dunia, dengan sekitar 300 juta kubus Rubik, belum termasuk imitasinya.
Penemuan dan pengembangan
Sebelum ditemukan
Pada pertengahan 1970-an, Ern? Rubik bekerja di Departemen Desain Interior di Akademi Seni Terapan dan Kerajinan di Budapest. Kubus digunakannya sebagai alat pengajaran untuk membantu murid-muridnya memahami objek 3D, tujuan yang sebenarnya adalah memecahkan masalah struktural pada bagian-bagian yang mandiri tanpa Mekanisme yang menyebabkan seluruh bagiannya berantakan. Dia tidak menyangka bahwa dia telah menciptakan teka-teki sampai ia mengacak kubusnya untuk pertama kali dan kemudian mencoba untuk mengembalikannya ke posisi semula. Rubik memperoleh patennya di Hongaria atas penemuan "Kubus Ajaibnya" pada tahun 1975.
Percobaan produksi pertama dihasilkan pada tahun 1977-an dan dirilis ke toko mainan Budapest. Kubus Ajaib disatukan dengan potongan-potongan plastik yang mencegahnya mudah terpisah, tidak seperti magnet dalam desain Nichols. Pada bulan September 1979, kesepakatan ditandatangani dengan "Ideal Toys" untuk membawa Kubus Ajaib ke luar negeri yang sempat di pamerkan pada pameran mainan di London, Paris, Nuremberg, dan New York.
Perkembangan di Indonesia
Pertama kali Kubus Rubik menarik perhatian masyarakat luas adalah pada saat diadakannya "pertandingan" antara Deddy Corbuzier melawan Abel Brata (pemegang Rekor MURI) di acara The Master, RCTI, Februari 2009. Beberapa cuber terkenal memulai perjalanannya mengenal Kubus Rubik setelah menonton acara TV tersebut, yaitu Wicaksono Adi dan Muhammad Iril Khairul Anam.
Tak lama setelah itu, Kubus Rubik makin dikenal di Indonesia dan komunitas di forum online seperti Kaskus pun semakin ramai. Pada bulan Agustus 2009, diadakan Indonesia Open 2009 yang disponsori oleh pemegang hak distribusi merek Rubik's di Indonesia, yaitu ALJ Trading. Acara tersebut diliput oleh SCTV dan beberapa media lain. Tidak lama setelah itu, kubus rubik semakin populer dan dijual di toko-toko buku besar, seperti Gramedia. Kompetisi Rubik di Indonesia yang kedua adalah Jakarta Open 2010, di mana Muhammad Iril Khairul Anam memecahkan rekor dunia menyelesaikan 16 buah kubus rubik dengan mata tertutup (multiple blindfolded). Rekor tersebut berhasil mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh Tong Jiang (RRC) yang mencatatkan rekor 15 Kubus Rubik dalam waktu di bawah satu jam. Hingga saat ini, berbagai kompetisi telah diselenggarakan, seperti Indonesian Championship 2010, Bali Cube Day 2010, dan sebagainya.
Seiring makin populernya Kubus Rubik, berdiri komunitas nasional yaitu NSA (Nusantara Speedcubing Association). Adapun komunitas regional yang menginduk kepada NSA, yaitu JRCC (Jakarta Rubiks Cube Club) yang merupakan klub Kubus Rubik regional tertua yang berdiri sejak Oktober 2006, PRJ (Paguyuban Rubik Jogjakarta), BSC (Bogor Speedcubing Club), Laruku (Lampung Rubik's Kubus), dan lain-lain.
Rekor tercepat dalam menyelesaikan Kubus Rubik (Rekor Indonesia) menurut MURI berhasil dicetak pada acara HUT MURI (Museum Rekor-Dunia Indonesia) pada tanggal 31 Januari 2007 di Hotel Grand Candi, Semarang. Catatan waktu yang dibukukan adalah 19,33 detik atas nama Abel Brata Susilo, sedangkan menurut WCA (World Cube Association, organisasi rubik tingkat dunia), Rekor Indonesia dipegang oleh Stephen Adhisaputra pada tanggal 14 Januari 2012 dalam even Rubikku Champ dengan catatan waktu 6.84 detik.